Minggu, 05 Mei 2013

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Akuntansi Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta Selatan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala ungkapan rasa syukur dan puji penulis kehadirat Allah SWT yang memberikan pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini tepat waktu.
Sebagaimana diketahui bahwa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tercantum dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah pada STIENU Jepara, sehingga kegiatan tersebut harus terlaksana sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang ilmu yang dipelajari. Kuliah Kerja Lapangan merupakan kegiatan keilmuan dalam rangka mengumpulkan data dilapangan, dan salah satu usaha untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan melalui kegiatan empiris di lapangan. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban tersebut, maka penulis membuat sebuah Laporan yang didalamnya tercatat hasil pengamatan penulis di lapangan tentang obyek yang dikunjungi dan diamati.
Tersusunnya Laporan ini tentunya mendapat dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak M. Ridho, SE, M.si. dan para pemandu (guide) di berbagai obyek studi yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. ”Tiada Gading yang tak retak” itulah kata pepatah begitupun dalam penyusunan laporan ini tentunya masih ditemui banyak kesalahan, karena itu kehadiran saran, kritik dan pendapat diharapkan adanya demi terwujudnya laporan yang lebih baik. Akhir kata Billhifissabililhaq fastabiqulkhaerat.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................       i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................      ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................     iii
DAFTAR ISI......................................................................................................     iv
BAB I   PENDAHULUAN...............................................................................      1
1.1.   Latar Belakang..............................................................................      1
1.2.   Rumusan Masalah..........................................................................      2
1.3.   Tujuan............................................................................................      2
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................      3
2.1.   Pengertian Saham dan Jenis-jenis Saham .....................................      3
2.2.   Harga Saham ................................................................................      3
2.3.   Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ...................................      4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................      6
3.1.  Visi dan Misi .................................................................................      6
3.2.  Sejarah BEI ...................................................................................      6
3.3.  Pelaksanaan Perdagangan .............................................................      9
3.4.  Produk dan Layanan BEI .............................................................    11
BAB IV   KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................    14
4.1.  Kesimpulan....................................................................................    14
4.2.  Saran                                                                                                  15
Daftar Pustaka








BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri. Investor di pasar modal sangat

berkepentingan dengan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, karena perusahaan yang memiliki kinerja yang baik mampu memaksimalkan keuntungan perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para pemilik saham.
            Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar.

1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah atas pengaruh saham bagi kelangsungan aktivitas perusahaan, yaitu bagaimana cara meningkatkan harga nilai saham?

1.3.            Tujuan
Tujuan masalah ini adalah:
1.      Ingin mengetahui perkembangan dunia pasar modal dalam era globalisasi.
2.      Ingin mengetahui perkembangan BEI itu sendiri.
3.      Untuk memenuhi laporan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL)


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.            Pengertian Saham dan Jenis-jenis Saham
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Untuk jenis saham terbaru yang diperdagangkan di BEI, yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI).

2.2.            Harga Saham :
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/ jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

a.       Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.Besaraya harga nominal membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b.      Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.
c.       Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu dengan investor yang lam.Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten daii penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

2.3.            Faktor yang mempengarahi Harga Saham
Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham,

saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengarahi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerapakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi [performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang didapat".



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.            Visi dan Misi
1.      Visi
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
2.      Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

3.2.            Sejarah BEI
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar

modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
Desember 1912              :    Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918                   :    Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia Pertama
1925 – 1942                   :    Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939           :    Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952                   :    Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956                               :    Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
1956 – 1977                   :    Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977            :    Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong

                                            sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
1977 – 1987                   :    Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
1988 – 1990                   :    Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
16 Juni 1989                   :    Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992                    :    Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995                   :    Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995        :    Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

2000                               :    Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002                               :    BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
2007                               :    Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
02 Maret 2009                :    Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG

3.3.            Pelaksanaan Perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau

kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Pasar Reguler;
Pasar Tunai;
Pasar Negosiasi.         
JATS melakukan proses pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang terjadi
Perdagangan Pasar Tunai :
Senin – Kamis Pukul 09:30:00 s/d 12:00:00, sedangkan
Jumat Pukul 09:30:00 s/d 11:30:30
 Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek.

Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).
3.4.            Produk dan Layanan BEI
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
1.      Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2.      Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1.      Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2.      Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan.Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.            Kesimpulan
Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi [performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang didapat".

1.2.            Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kuliah kerja lapangan, maka kami memberikan sedikit saran yang mungkin bermanfaat dan dijadikan pertimbangan bagi investor diantaranya yaitu mampu menganalisa investasi saham.











Jumat, 18 Maret 2011

Laporan Karya Ilmiah Tentang Biogas

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YANG
LEBIH MEMBERIKAN KEUNTUNGAN EKONOMIS
ABSTRAK
Kegiatan pembangunan peternakan perlu memperhatikan daya dukung dan kualitas lingkungan. Usaha peternakan sapi yang belum terlokalisasi akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran ini disebabkan oleh pengelolaan limbah yang belum dilakukan dengan baik, tetapi kalau dikelola dengan baik, limbah tersebut akan memberikan nilai tambah bagi usaha perternakan dan lingkungan disekitarnya. Sistem usaha peternakan dengan penerapan usaha pengelolaan limbah menjadi Biogas merupakan salah satu upaya untuk meminimalisasi limbah ternak dan tidak mencemari lingkugan. Penelitian mengenai pengelolaan limbah sapi ini dilakukan di Desa Suwawal Timur RT.01/ 03 Jl.  Bumi Perkemahan Pakis Adhi Km.5 Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa manfaat ekonomis dari pengelolaan limbah sapi melalui penerapan pembuatan Biogas,  sistem pengelolaan limbahnya, manfaat bagi lingkungan. Contoh dengan membandingkan penggunaan Biogas dengan gas LPG dan minyak tanah.
Kata kunci : Usaha peternakan sapi, limbah, Biogas, Jepara

PENDAHULUAN
Meningkatnya kebutuhan hidup dan peningkatan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta semakin berkurangnya sumber daya alam yang tidak terbaharui, maka perlu dicarikan suatu jalan alternatif guna mengganti sumber daya energi tersebut dengan sumber daya energi yang terbarukan. Kebutuhan energi tersebut sebenarnya tidak lain adalah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mendistribusikan secara merata sarana-sarana pemenuhan kebutuhan pokok manusia.
Berbagai macam bentuk energi telah digunakan manusia seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang merupakan bahan bakar yang tidak terbaharui. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, terutama yang tinggal di perdesaan, kebutuhan energi rumah tangga masih menjadi persoalan yang harus dicarikan jalan keluarnya.
METODE PENELITIAN
Pengolahan limbah kotoran sapi sebagai Biogas dilakukan sepenuhnya oleh peneliti. Biogas digunakan sebagai pengganti bahan bakar rumah tanggga selama 5 tahun, dan hasilnya lebih memberikan keuntungan ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan.   Penelitian dilakukan di Desa Suwawal Timur RT.01/ 03 Jl.  Bumi Perkemahan Pakis Adhi Km.5 Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Bahan dan alat yang digunakan untuk pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga dapat berupa pemakaian minyak fermentasi limbah kotoran sapi sebagai pupuk.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen (uji coba). “metode eksperimen adalah metode untuk memperbandingkan hasilnya pemakaian satu atau lebih kolompok ekperimen”. Dan metode terapan dengan studi lapangan, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan untuk pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yaitu peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait (Bapak Hunter).

HASIL DAN PEMBAHASAN                                                                                       
Keadaan Lingkungan
Peternakan yang dikelola Perusda sangat mendukung untuk pemanfaatan limbah kotoran sapi, karena pengelola peternakan sapi di Perusda tak perlu lagi kebingungan membuang kotoran sapinya. Sebab,  kotoran sapi bisa diubah menjadi bahan bakar untuk kompor dan pupuk. Selain itu, area yang cukup luas dan banyaknya kotoran sapi merupakan kesempatan Perusda untuk mengolahnya agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Peneliti bekerjasama dengan Perusda melakukan uji coba pembuatan Biogas secara sederhana yaitu kotoran sapi yang telah terkumpul, dimasukkan ke septic tank (jawa:sapiteng) untuk dijadikan Biogas. Biogas itu bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, termasuk memasak. Karena itu,   dari dalam septic tank tersebut ada lubang kecil yang dimasuki paralon. Paralon ini tersambung dengan selang yang dihubungkan kekompor gas di dapur rumah.
Teknologi Biogas sudah diterapkan selama kurang lebih 1 tahun yang lalu. Jika Perusda Aneka Usaha menyalurkan untuk mencukupi kebutuhan gas keluarga dengan asumsi empat orang anggota keluarga, maka dibutuhkan dua sampai tiga ekor sapi. Setiap hari, kotoran perekor sapi bisa mencapai sekitar 10 kg. Sedangkan dipeternakan Perusda Aneka Usaha ada 30 ekor sapi, dengan demikian, dari tiga puluh ekor sapi bisa didapat sampai 300 kg kotoran. Selain menghasilkan Biogas, sisa fermentasi kotoran sapi tersebut bisa menghasilkan pupuk.
Dari hasil uji coba, kebutuhan keluarga dengan anggota sejumlah 5 orang terhadap Biogas yang digunakan khusus untuk memasak adalah 1,25 m3/ hari atau 0,25 m3 /hari/ orang. Sementara itu setiap 10 kg kotoran ternak sapi (jumlah yang dihasilkan seekor ternak sapi per hari) berpotensi menghasilkan 0,36 m3 Biogas, sehingga untuk satu keluarga dengan 5 anggota keluarga membutuhkan 4 ekor ternak sapi, dengan perhitungan perolehan kotoran ternak sejumlah 40 kg/ hari dan akan menghasilkan Biogas sejumlah 1,44 m3 /hari.
Untuk minyak tanah dapat dibeli dengan harga sebesar Rp. 8000,-/liter, sedangkan pemakai gas LPGpun jarang sekali disebabkan harga yang cukup mahal yaitu mencapai Rp. 80.000,-/tabung, selain itu juga menyesuaikan dengan kantong mereka, sehingga pemakai LPG hanya kalangan tertentu saja.
Keluarga-keluarga yang menggunakan Biogas sudah tidak membutuhkan pembelian  bahan bakar karena sudah bisa terpenuhi kebutuhannya dari kotoran ternak yang dipeliharanya.
Analisis ekonomis
Untuk mengetahui efisiensi biaya dari penggunaan bahan bakar rumah tangga dapat dilihat dalam perbandingan anggaran pemakaian masing-masing bahan bakar.
Tabel Rata-rata perbandingan anggaran pemakaian Biogas dengan bahan bakar lain.
Jenis Bahan Bakar
Harga Bahan Bakar
Nilai Ekonomis
Biaya BB/Thn
Harga Peralatan
Periode Penggunaan
Harga perhari
1. Gas LPG
Rp. 80.000/ tabung
1 tabung 10 hari pemakaian
Rp. 8.000
Rp. 2.920.000
Rp. 600.000
2. .Minyak Tanah
Rp. 8.500/ liter
2 liter untuk sehari
Rp. 17.000
Rp. 6.205.000
Rp. 100.000
3. Biogas
Rp. 0
20 kg (kotoran sapi) untuk 2 jam
Rp. 1111 (asumsi perlatan masa manfaat 5 thn)
Rp. 400.000
Rp. 3.000.000
Analisis di atas menunjukan bahwa Biogas membutuhkan biaya Rp. 3.000.000 untuk proses pembuatan gas beserta peralatannya yang bertahan selama kurang lebih 5 tahun. Terlihat dari tabel di atas penggunaan Biogas sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga adalah yang paling efisien, dari berbagai jenis bahan bakar yang digunakan terlihat jelas bahwa Biogas merupakan salah satu alternatif untuk menghemat biaya. Dalam satu tahun hanya membutuhksan biaya sebesar Rp. 400.000. Dari analisis tersebut menunjukan penggunaan Gas LPG biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun mencapai. Rp. 2.920.000 dan biaya peralatan Rp. 600.000. Jadi untuk pemakaian gas LPG membutuhkan biaya Rp. 3.520.000,. Kalau kita memakai Biogas, kita masih bisa menyisihkan uang sejumlah Rp. 3.120.000/tahun (Rp. 3.520.000- Rp. 400.000. Kalau menggunakan minyak tanah  dalam satu tahun mencapai  Rp 6.205.000 belum ditambah dengan harga peralatan sebesar Rp 100.000. Biaya netto yang dikeluarkan untuk pengguna minyak tanah sebesar Rp. 6.305.000  Dibandingkan dengan penggunaan Biogas jauh lebih mahal. Kalau  kita menggunakan Biogas dapat menekan biaya sebesar Rp. 5.905.000. (Rp. 6.305.000-  Rp. 400.000)  selama satu tahun.
Berdasarkan analisis perbandingan di atas, pemanfaatan kotoran sapi sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga lebih memberikan keuntungan ekonomis, karena dengan menggunakan Biogas tersebut dapat efisien biaya dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar lainya. Namun penduduk masih sedikit sekali untuk berfikir kearah jangka panjang.
Metode yang dipergunakan untuk mensosialisasikan Biogas adalah dengan memilih sebuah keluarga sebagai Khalayak Sasaran Antara (KSA) yang diharapkan menjadi pelopor dan bisa mengembangkan Biogas itu kepada Masyarakat sebagai Khalayak Sasarannya.
Manfaat lain pembuatan Biogas dapat digunakan sebagai pupuk kandang dengan kualitas baik, yang merupakan sisa proses fermentasi untuk mendapatkan Biogas, dan pupuk kandang tersebut langsung dapat digunakan sebagai pupuk terhadap tanaman sebagai pengganti pupuk kimia.
Sementara pengaruh dari penerapan Biogas terhadap perkembangan peternakan adalah sangat baik yakni jumlah petani-peternak akan bertambah banyak dan otomatis meningkatkan populasi ternak. Jika kita ingin berswasembada mau tidak mau, yang namanya populasi ternak harus ditingkatkan. Pendekatan kearah itu adalah meningkatkan minat masyarakat untuk berternak sapi.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas, kita bisa menarik keimpulan antara lain :
  1. Terbatasnya sumber energi yang ada di alam dan semakin mahalnya harga bahan bakar rumah tangga menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat umum.
  2. Pemilihan teknologi Biogas dapat  menjadi alternatif yang cukup baik dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan energi rumah tangga sehari-harinya karena lebih ekonomis.
  3. Berdasarkan hasil penelitian dengan perbandingan anggaran pemakaian bahan bakar rumah tangga, penggunaan Biogas merupakan pilihan yang tepat untuk efisiensi biaya.
  4. Pengolahan limbah kotoran sapi juga berdampak terhadap lingkungan, yaitu pengurangi pencemaran lingkungan, karena kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah tangga.
  5. Sisa dari fermentasi limbah kotoran sapi dapat juga dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
  6. Melalui teknologi Biogas peternak memasak dengan murah, bersih, ramah lingkungan, mendorong kelestarian alam, meningkatkan produksi ternak, menghemat devisa negara, mendukung perbaikan ekonomi rakyat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada, Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta kesehatan kepada kita. Perusda Aneka Usaha dan Bapak Hunter selaku pengelola serta para anggota kelompok peternak Perusda Aneka Usaha Desa Suwawal timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara  Jawa Tengah. Bapak Ir. Sukamto sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan karya ilmiah ini, serta teman-teman yang telah bekerja sama dan memberikan dukungan untuk semuanya.:)
DAFTAR PUSTAKA
Jawa Pos. Raharjo, Wahyu. 22 Juli 2005. Teknologi Pengolahan Limbah Ternak Merupakan Solusi Alternatif Atas Masalah Bahan Bakar, hal 12.
Pikiran Rakyat online. Alternatif Minyak Tanah , Diambil dari :URL : http://www.google.or.id.goto manfaat Biogas. Diakses pada tanggal 22 Januari 2007.Sigit, Soehadi. (2001). Pengantar Metodologi Penelitian